Senin, 05 Januari 2009

Lembar Fakta Tuberkulosis (TB)

Tuberkulosis: Infeksi dan Penularan
  • Tuberkulosis (TB) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis.
  • TB ditularkan melalui udara (melalui percikan dahak penderita TB).
  • Ketika penderita TB batuk, bersin, berbicara atau meludah, mereka memercikkan kuman TB atau bacilli ke udara. Seseorang dapat terpapar dengan TB hanya dengan menghirup sejumlah kecil kuman TB.
  • Penderita TB dengan status TB BTA (Basil Tahan Asam) positif dapat menularkan sekurang-kurangnya kepada 10-15 orang lain setiap tahunnya. Sepertiga dari populasi dunia sudah tertular dengan TB.
  • Seseorang yang tertular dengan kuman TB belum tentu menjadi sakit TB. Kuman TB dapat menjadi tidak aktif (dormant) selama bertahun-tahun dengan membentuk suatu dinding sel berupa lapisan lilin yang tebal. Bila sistem kekebalan tubuh seseorang menurun, kemungkinan menjadi sakit TB menjadi lebih besar.
  • Seseorang yang sakit TB dapat disembuhkan dengan minum obat secara lengkap dan teratur

Situasi TB Global

  • Terdapat sekitar 9.2 juta kasus baru TB dan kira-kira 1.7 juta kematian karena TB pada tahun 2006.
    • Perkiraan insidensinya1 adalah 9.2 juta kasus baru TB pada tahun 2006.
    • Diperkirakan 1,7 juta orang (25/100.000) meninggal karena TB pada tahun 2006, termasuk mereka yang juga memperoleh infeksi HIV (200.000).
  • India, Cina dan Indonesia berkontribusi lebih dari 50% dari seluruh kasus TB yang terjadi di 22 negara dengan beban berat TB: Indonesia menempati peringkat ke-3 setelah India dan Cina.
Tantangan TB Indonesia
  • Beban TB di Indonesia masih sangat tinggi, khususnya mengenai kesembuhan yang ada.
  • Setiap hari sekitar 300 orang meninggal karena TBC di Indonesia. Lebih dari 100,000 orang meninggal setiap tahun.
  • Lebih dari setengah juta pasien TB baru di Indonesia setiap tahun.
  • Total pasien TB di Indonesia lebih dari 600,000 orang, dan terdapat perbedaan besar dari angka penyakit TB di wilayah Sumatera, Jawa–Bali, dan Kawasan Timur Indonesia
  • Insidensi kasus BTA positif tahun 2006 diperkirakan 105 kasus baru per 100,000 penduduk (240,000 kasus baru setiap tahun), dan prevalensi 578,000 kasus (untuk semua kasus).
  • TB adalah pembunuh nomor satu diantara penyakit menular dan merupakan peringkat 3 dalam daftar 10 penyakit pembunuh tertinggi di Indonesia, yang menyebabkan sekitar 88,000 kematian setiap tahunnya.
  • Sebagian besar penderita TB adalah usia produktif (15-55 tahun).
  • Fokus program adalah untuk memperluas cakupan DOTS melalui semua unit pelayanan kesehatan di Indonesia serta meningkatkan kualitasnya. Hal ini tidak dapat dicapai hanya dengan meningkatkan kegiatan di Puskemas, namun diperlukan strategi-strategi inovatif lainnya, seperti perluasan jejaring DOTS dengan rumah sakit, intervensi TB–HIV, perencanaan khusus untuk wilayah miskin dan populasi yang sulit dijangkau, penanggulangan TB di penjara, penanggulangan TB anak, pencegahan kasus kekebalan terhadap obat TB, keterlibatan LSM serta organisasi lain, dan lain-lain.
  • Intervensi bersama TB-HIV: HIV meningkatkan kejadian TB dan angka kematian di wilayah dengan prevalensi HIV tinggi (11-50% pasien HIV/AIDS meninggal karena TB).
  • Indonesia mempunyai epidemi HIV yang terkonsentrasi, prevalensi HIV/AIDS pada orang dewasa (15-49 tahun) diperkirakan <0.2%4, st="on">Indonesia. Wilayah dengan resiko tinggi HIV perlu mendapat prioritas program TB.
  • Surveilans kekebalan obat TB belum dilaksanakan di Indonesia dan survei-survei terbatas yang dilaksanakan di Jakarta menemukan adanya kasus kekebalan obat TB pada lebih dari 4% kasus-kasus yang tidak diobati sebelumnya5. Suatu survei yang representatif diperlukan untuk mengetahui situasi di Indonesia (perkiraan nasional dari WHO adalah 2.0%).
  • Terdapat kelompok-kelompok populasi khusus yang lebih rentan terhadap TB: para perempuan, anak, manula, dan orang-orang dengan resiko penularan tinggi seperti para tahanan dan kaum pendatang.
  • TB sangat berpengaruh terhadap kaum miskin: menurut Bank Dunia, 53% penduduk berpenghasilan kurang dari US$ 2 per kapita per hari, dan 37 juta orang hidup dibawah garis kemiskinan (2003). Mengobati TB juga berarti menangani kemiskinan.
  • Sejak 1999/2000, 98% Puskesmas dikembangkan untuk melaksanakan DOTS, namun secara kualitas ditingkatkan bertahap melalui intensifikasi seperti pelatihan, magang (on the job training) dan bimbingan teknis.
  • Sampai tahun 2006, sekitar 36% dari total rumah sakit telah terlibat dalam DOTS
  • Lokasi-lokasi khusus lainnya sedang dilibatkan dalam pelayanan DOTS: tempat kerja, wilayah kumuh, penjara, Posyandu, dan lain-lain.
  • GERDUNAS TB, Gerakan Terpadu Nasional untuk Penanggulangan TB, sebuah gerakan lintas sektor dan lintas program yang dibentuk pada tahun 1999, merupakan suatu bentuk kemitraan dalam penanggulangan TB, dan Kepala Sub Direktorat P2TB berperan sebagai Sekretaris Eksekutif.
  • Forum Kemitraan TB Indonesia dibentuk pada tahun 2001, dan sekarang beranggotakan lebih dari 50 organisasi profesional, institusi akademis dan LSM yang bergabung didalamnya.
Reposted from: tbcindonesia

1 komentar:

Irma14 mengatakan...

Waduh... Jadi khawatis abis baca ini, eh bukan khawatir ya bang, moga-moga dengan postingan ini kita bisa lebih mawas diri dengan penyakit yang satu ini :)

Posting Komentar